pertumbuhan e-commerce di daerah tertinggal
Pertumbuhan e-commerce di daerah tertinggal akses internet dan dampaknya adalah fenomena transformasi digital yang makin nyata di pelosok Indonesia, di mana jutaan masyarakat yang dulu terisolasi kini bisa belanja online, jualan produk lokal, bahkan ekspor melalui ponsel mereka. Dulu, banyak yang mengira e-commerce hanya untuk kota besar, dengan logistik cepat dan akses internet stabil. Kini, berkat perluasan jaringan Palapa Ring, satelit, dan program internet desa, warga di pedalaman Papua, pedalaman Kalimantan, dan pegunungan Sulawesi mulai aktif di marketplace seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak. Yang lebih menarik: banyak UMKM lokal โ dari pengrajin tenun, petani kopi, hingga produsen jamu โ kini bisa menjual produk mereka ke Jakarta, Surabaya, bahkan luar negeri, tanpa harus punya toko fisik atau modal besar.
Faktanya, menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Katadata, dan survei 2025, jumlah pengguna e-commerce di daerah 3T (Terpencil, Tertinggal, Terluar) naik 180% dalam 4 tahun terakhir, dan lebih dari 65.000 UMKM di daerah tertinggal sudah aktif berjualan online. Banyak dari mereka adalah ibu rumah tangga, petani, atau pensiunan yang memanfaatkan ponsel sebagai “toko digital”. Yang membuatnya makin penting: e-commerce bukan hanya soal belanja โ tapi soal pemerataan ekonomi, pemberdayaan perempuan, dan pelestarian budaya lokal.
Artikel ini akan membahas:
- Kenapa e-commerce di daerah tertinggal jadi isu strategis
- Fakta terkini akses internet & penggunaan e-commerce
- 5 dampak positif bagi ekonomi lokal
- Tantangan utama: infrastruktur, literasi, logistik
- Kisah nyata UMKM sukses dari daerah tertinggal
- Peran pemerintah & swasta
- Panduan bagi pelaku UMKM pemula
Semua dibuat dengan gaya obrolan hangat, seolah kamu sedang ngobrol dengan teman yang baru saja membantu ibunya di desa jualan kerajinan anyaman lewat Shopee dan kini omzetnya naik 5x lipat. Karena e-commerce bukan hanya soal teknologi โ tapi soal harapan, kemandirian, dan kesetaraan.
Kenapa Pertumbuhan E-commerce di Daerah Tertinggal Jadi Isu Strategis?
Beberapa alasan utama:
- Pemerataan ekonomi masih jauh dari ideal โ daerah tertinggal sering tertinggal dalam pembangunan
- UMKM lokal punya potensi besar, tapi minim akses pasar
- Internet jadi jalan raya digital untuk pemasaran & distribusi
- E-commerce bisa jadi penyeimbang ketimpangan antar wilayah
- Pemberdayaan perempuan & generasi muda meningkat dengan akses digital
Sebenarnya, e-commerce bukan sekadar belanja โ tapi alat pemerataan ekonomi.
Tidak hanya itu, dia membuka pintu bagi yang selama ini “tidak terlihat” oleh sistem ekonomi.
Karena itu, ini bukan isu teknis โ tapi isu keadilan sosial.
Fakta Terkini: Akses Internet dan Penggunaan E-commerce di Daerah 3T
| INDIKATOR | DATA 2025 |
|---|---|
| Cakupan Internet di Desa | 92% desa sudah terjangkau jaringan 4G/3G (Kominfo) |
| Pengguna Internet di Daerah 3T | 48 juta orang (naik dari 18 juta di 2020) |
| Pengguna E-commerce di Daerah 3T | 17 juta+ (naik 180% dalam 4 tahun) |
| UMKM Online di Daerah 3T | >65.000 (Tokopedia & Shopee) |
| Rata-rata Transaksi Online/Bulan | Rp 300.000โRp 1,2 juta per rumah tangga |
Sumber: Kominfo, Katadata, Tokopedia, Shopee, BPS 2025
Sebenarnya, angka-angka ini bukan statistik โ tapi cerita tentang ibu-ibu yang kini bisa jualan dari dapur, petani yang tidak lagi dieksploitasi tengkulak, dan anak muda yang tidak perlu merantau untuk kerja.
Tidak hanya itu, internet menjadi jalan raya baru โ tanpa aspal, tapi penuh peluang.
5 Dampak Positif E-commerce bagi Ekonomi Lokal di Daerah Tertinggal
1. Peningkatan Pendapatan UMKM Lokal
- Produk lokal bisa dijual ke seluruh Indonesia
- Harga lebih adil, tidak dimainkan tengkulak
Sebenarnya, petani kopi di Toraja kini jual langsung ke konsumen dengan harga 3x lebih tinggi.
Tidak hanya itu, mereka dapat feedback langsung dari pembeli.
Karena itu, kualitas terus membaik.

2. Pemberdayaan Perempuan & Ibu Rumah Tangga
- Banyak ibu rumah tangga jadi pelaku UMKM digital
- Bisa bekerja dari rumah, tetap urus anak
Sebenarnya, e-commerce memberi ruang bagi perempuan yang selama ini terbatas mobilitasnya.
Tidak hanya itu, mereka jadi sumber penghasilan keluarga.
Karena itu, dampak sosialnya sangat besar.

3. Pelestarian Budaya & Produk Lokal
- Tenun, batik, anyaman, dan jamu tradisional bisa bertahan
- Dihargai sebagai produk bernilai, bukan barang murah
Sebenarnya, e-commerce mengubah persepsi: produk lokal bukan “kampungan”, tapi “autentik”.
Tidak hanya itu, konsumen urban justru mencari keaslian.
Karena itu, budaya lokal jadi aset ekonomi.

4. Pengurangan Ketergantungan pada Tengkulak
- Petani dan pengrajin bisa jual langsung ke konsumen
- Tidak perlu lagi menjual murah karena butuh uang cepat
Sebenarnya, rantai pasok yang pendek = lebih adil dan transparan.
Tidak hanya itu, petani bisa dapat harga wajar.
Karena itu, e-commerce jadi alat dekapitalisasi.

5. Peningkatan Literasi Digital & Kewirausahaan
- Warga belajar cara jualan online, atur keuangan, layani pelanggan
- Anak muda jadi pelaku usaha, bukan pencari kerja
Sebenarnya, e-commerce adalah sekolah bisnis gratis yang bisa diakses siapa saja.
Tidak hanya itu, keterampilan ini bisa diturunkan ke generasi berikutnya.
Karena itu, dampaknya jangka panjang.

Tantangan Utama: Infrastruktur, Literasi Digital, dan Logistik
| TANTANGAN | PENJELASAN |
|---|---|
| Jaringan Internet Tidak Stabil | Masih ada “blank spot”, sinyal lemah saat hujan |
| Minim Literasi Digital | Banyak yang belum bisa isi alamat, upload foto, atau gunakan aplikasi |
| Logistik Mahal & Lama | Ongkir bisa 2โ3x lebih mahal, pengiriman 5โ10 hari |
| Kurangnya Akses ke Rekening Bank & Dompet Digital | Transaksi masih tunai atau transfer manual |
| Persaingan dengan Produk Impor & Massal | Produk lokal harus bersaing dengan harga murah dari luar negeri |
Sebenarnya, tantangan ini nyata โ tapi bukan alasan untuk berhenti.
Tidak hanya itu, banyak solusi lokal yang muncul dari bawah.
Karena itu, butuh kolaborasi dan inovasi.
Kisah Sukses: UMKM di Papua & Kalimantan yang Tembus Pasar Nasional
๐ฟ UMKM Tenun Asmat, Papua
- Produk: Kain tenun tangan dengan motif adat
- Dijual via Tokopedia oleh ibu-ibu desa
- Omzet: Rp 80 juta/bulan, ekspor ke Jepang via reseller
- Dukungan: Pelatihan digital dari Kominfo & UMKM Center
Sebenarnya, tenun Asmat dulu hanya dipakai di upacara adat โ kini jadi fashion statement di Jakarta.
Tidak hanya itu, para penenun jadi pebisnis digital.
Karena itu, warisan budaya jadi sumber kesejahteraan.
๐ฟ Petani Kopi Gayo, Aceh
- Produk: Kopi spesialti organik
- Dijual langsung via Shopee oleh koperasi petani
- Harga jual naik 250% karena tidak melalui tengkulak
- Dukungan: Program “Desa Digital” dari pemerintah daerah
Sebenarnya, petani kopi kini bisa lihat siapa yang beli kopinya di Bandung.
Tidak hanya itu, mereka bangga karena kopinya dihargai.
Karena itu, motivasi kerja meningkat.
Peran Pemerintah dan Swasta dalam Memperluas Akses Digital
| PIHAK | PERAN |
|---|---|
| Kominfo | Bangun infrastruktur internet (Palapa Ring, satelit) |
| Kemenkop UKM | Pelatihan UMKM digital, subsidi logistik |
| Marketplace (Tokopedia, Shopee) | Fasilitasi pendaftaran, edukasi, dan promosi produk lokal |
| Bank & Fintech | Sediakan dompet digital & layanan keuangan inklusif |
| Universitas & NGO | Pelatihan literasi digital di desa |
Sebenarnya, transformasi digital butuh kolaborasi semua pihak.
Tidak hanya itu, keberhasilan di satu desa bisa direplikasi di desa lain.
Karena itu, sinergi adalah kunci.
Penutup: E-commerce Bukan Hanya Soal Belanja โ Tapi Soal Pemerataan Ekonomi
Pertumbuhan e-commerce di daerah tertinggal akses internet dan dampaknya bukan sekadar laporan statistik โ tapi bukti bahwa teknologi bisa menjadi alat pemerataan, pemberdayaan, dan harapan bagi jutaan orang yang selama ini terpinggirkan.
Kamu tidak perlu jadi pelaku UMKM untuk berkontribusi.
Cukup beli dari UMKM lokal, sebarkan produk mereka di media sosial, atau dukung program digitalisasi desa.
Karena pada akhirnya,
setiap klik “Beli Sekarang” dari produk UMKM di pedalaman adalah bentuk dukungan langsung terhadap petani, pengrajin, dan ibu-ibu yang bekerja keras dari rumah.
Akhirnya, dengan satu keputusan:
๐ Beli produk lokal, bukan impor
๐ Dukung UMKM di marketplace
๐ Ajak teman belanja dari desa
Kamu bisa menjadi bagian dari revolusi ekonomi yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.
Jadi,
jangan anggap e-commerce hanya untuk kota.
Jadikan sebagai jembatan untuk menyatukan Indonesia.
Dan jangan lupa: di balik setiap paket yang dikirim dari pedalaman, ada mimpi yang sedang diwujudkan.
Karena ekonomi digital bukan milik segelintir โ tapi hak semua anak bangsa.
Sebenarnya, alam tidak butuh kita.
Tentu saja, kita yang butuh alam untuk bertahan hidup.
Dengan demikian, menjaganya adalah bentuk rasa syukur tertinggi.
Padahal, satu generasi yang peduli bisa mengubah masa depan.
Akhirnya, setiap tindakan pelestarian adalah investasi di masa depan.
Karena itu, mulailah dari dirimu โ dari satu keputusan bijak.