desa wisata terbaik
Desa wisata terbaik 2025 tempat liburan yang juga bantu ekonomi lokal adalah jawaban atas kejenuhan liburan instagenic yang mahal, ramai, dan tidak berdampak โ kini, jutaan wisatawan memilih liburan ke desa, menginap di rumah warga, makan masakan lokal, dan langsung menyumbang pada perekonomian masyarakat. Dulu, banyak yang mengira “desa wisata” hanya untuk petualang ekstrem atau relawan. Kini, semakin banyak keluarga, pasangan, dan milenial memilih desa wisata karena lebih tenang, autentik, dan terjangkau โ sekaligus ingin liburan yang “bermakna”. Banyak dari mereka tidak hanya liburan, tapi ikut panen padi, belajar tenun, atau bahkan membuka warung online untuk produk lokal. Yang lebih menarik: desa wisata bukan hanya menyelamatkan pariwisata dari over-tourism, tapi juga menjadi mesin ekonomi bagi desa-desa yang selama ini tertinggal.
Faktanya, menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Katadata, dan survei 2025, jumlah desa wisata di Indonesia naik dari 1.500 (2020) menjadi lebih dari 3.000 di 2025, dan 7 dari 10 desa wisata melaporkan kenaikan pendapatan warga hingga 40โ70%. Banyak desa yang dulunya tergantung pada migrasi warga ke kota, kini bisa mempertahankan generasi muda karena ada peluang kerja di sektor pariwisata. Program seperti “100 Desa Wisata Unggulan” dari Kemenparekraf makin mempercepat transformasi ini. Yang lebih menarik: wisatawan yang datang bukan hanya mencari foto โ tapi pengalaman, kedekatan, dan rasa “pulang”.
Artikel ini akan membahas:
- Kenapa desa wisata jadi tren 2025
- Kriteria desa wisata terbaik
- 7 desa wisata terbaik di Indonesia
- Aktivitas seru yang bisa dicoba
- Dampak nyata bagi ekonomi lokal
- Cara berlibur yang bijak dan berkelanjutan
- Panduan bagi keluarga dan pemula
Semua dibuat dengan gaya obrolan hangat, seolah kamu sedang ngobrol dengan teman yang baru pulang dari desa adat di Nusa Tenggara dan kini jadi distributor kopi lokal di kota. Karena liburan ke desa bukan pelarian dari kota โ tapi jembatan antara dua dunia yang saling membutuhkan.
Kenapa Desa Wisata Jadi Tren Liburan 2025?
Beberapa alasan utama:
- Liburan ke kota makin mahal & ramai โ butuh alternatif yang tenang
- Orang ingin pengalaman autentik โ bukan hanya foto, tapi hidup seperti warga
- Keinginan untuk berkontribusi โ liburan yang bantu ekonomi lokal
- Tren healing & digital detox โ desa jauh dari gadget & stres kota
- Pemerintah & swasta dukung pengembangan desa wisata
Sebenarnya, orang tidak hanya mencari tempat โ tapi makna.
Tidak hanya itu, desa wisata memberi ruang untuk bernafas, belajar, dan memberi.
Karena itu, tren ini bukan sementara โ tapi transformasi gaya hidup.

Kriteria Desa Wisata Terbaik: Bukan Cuma Indah, Tapi Juga Berdampak
| KRITERIA | PENJELASAN |
|---|---|
| Keaslian Budaya & Alam | Tidak dikomersialisasi, tetap otentik |
| Partisipasi Warga | Warga jadi pelaku, bukan penonton |
| Manfaat Ekonomi Langsung | Uang wisatawan masuk ke warga, bukan ke korporasi |
| Ramah Lingkungan | Minim sampah, pakai energi terbarukan, jaga alam |
| Aksesibilitas & Keamanan | Bisa dijangkau, ada fasilitas dasar, aman untuk keluarga |
Sebenarnya, desa wisata terbaik bukan yang paling indah โ tapi yang paling memberdayakan.
Tidak hanya itu, keberlanjutan adalah kunci utama.
Karena itu, wisatawan harus jadi bagian dari solusi, bukan beban.
7 Desa Wisata Terbaik 2025 di Indonesia
1. Desa Wisata Kertalangu, Bali
- Keunggulan: Budaya Bali asli, pertanian organik, seni ukir
- Aktivitas: Panen padi, belajar tari, membuat canang
- Dampak: 80% warga terlibat, ekonomi naik 60%
Sebenarnya, Kertalangu menolak pembangunan besar-besaran demi menjaga keaslian.
Tidak hanya itu, wisatawan menginap di rumah warga, bukan hotel.
Karena itu, uang langsung masuk ke masyarakat.
2. Desa Wisata Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta
- Keunggulan: Geologi unik, gunung api purba, sunset spektakuler
- Aktivitas: Trekking, camping, susur gua
- Dampak: Warga jadi pemandu, penginapan, dan kuliner
Sebenarnya, dulu desa ini miskin dan banyak warganya merantau.
Tidak hanya itu, kini mereka pulang dan buka usaha.
Karena itu, pariwisata benar-benar mengubah nasib.
3. Desa Wisata Wae Rebo, Manggarai, NTT
- Keunggulan: Rumah adat Mbaru Niang, budaya adat kuat, pegunungan
- Aktivitas: Malam budaya, ritual adat, jelajah hutan
- Dampak: Kuota terbatas (20 orang/hari), pendapatan warga stabil
Sebenarnya, Wae Rebo menerapkan prinsip “wisata terbatas, dampak maksimal”.
Tidak hanya itu, wisatawan harus mengikuti aturan adat.
Karena itu, pelestarian budaya tetap terjaga.
4. Desa Wisata Pujon Kidul, Malang, Jawa Timur
- Keunggulan: Peternakan susu, agrowisata, udara sejuk
- Aktivitas: Perah sapi, bikin keju, flying fox
- Dampak: Warga jadi peternak, pedagang, dan pemandu
Sebenarnya, Pujon Kidul adalah contoh sukses agrowisata berbasis komunitas.
Tidak hanya itu, anak-anak muda tidak perlu merantau.
Karena itu, desa ini hidup dan berkembang.
5. Desa Wisata Kampoeng Kopi Banaran, Batang, Jawa Tengah
- Keunggulan: Perkebunan kopi, udara pegunungan, edukasi
- Aktivitas: Petik kopi, roasting, camping
- Dampak: Warga jadi petani kopi & pemandu edukasi
Sebenarnya, wisatawan belajar dari biji hingga secangkir kopi.
Tidak hanya itu, produk lokal bisa dibeli langsung.
Karena itu, nilai ekonomi tinggi.
6. Desa Wisata Tomohon, Sulawesi Utara
- Keunggulan: Pasar tradisional unik, budaya Minahasa, alam spektakuler
- Aktivitas: Kuliner ekstrem (kelelawar, ular), kunjungan pasar, trekking
- Dampak: Warga jadi pelaku wisata & pengrajin
Sebenarnya, Tomohon menawarkan wisata budaya yang tidak biasa.
Tidak hanya itu, masyarakat terbuka dan ramah.
Karena itu, pengalaman sangat autentik.
7. Desa Wisata Sade, Lombok, NTB
- Keunggulan: Suku Sasak, rumah tradisional, tenun khas
- Aktivitas: Belajar tenun, melihat rumah adat, malam budaya
- Dampak: Tenun jadi komoditas utama, warga mandiri
Sebenarnya, Sade berhasil menjaga tradisi tanpa tergoda modernisasi berlebihan.
Tidak hanya itu, wisatawan diwajibkan menghormati adat.
Karena itu, budaya tetap hidup.
Aktivitas Seru yang Bisa Kamu Coba di Desa Wisata
| AKTIVITAS | MANFAAT |
|---|---|
| Panen Padi atau Sayur | Belajar sumber makanan, hargai petani |
| Belajar Kerajinan Tangan | Tenun, anyaman, ukir โ warisan budaya |
| Masak Masakan Lokal | Belajar resep nenek moyang, rasakan keaslian rasa |
| Jelajah Hutan atau Sungai | Healing, edukasi alam, bird watching |
| Ikut Ritual atau Upacara Adat | Menghargai kepercayaan lokal, pengalaman spiritual |
Sebenarnya, aktivitas di desa wisata bukan hiburan โ tapi pembelajaran hidup.
Tidak hanya itu, anak-anak belajar lebih banyak daripada di buku.
Karena itu, liburan jadi investasi pengetahuan.
Dampak Nyata bagi Ekonomi Lokal & Kesejahteraan Warga
| DAMPAK | PENJELASAN |
|---|---|
| Peningkatan Pendapatan Warga | Dari Rp 1 juta/bulan jadi Rp 3โ5 juta |
| Pengurangan Urbanisasi | Anak muda tidak perlu merantau |
| Pelestarian Budaya & Bahasa Daerah | Tradisi tetap diajarkan dan dihargai |
| Peningkatan Infrastruktur | Jalan, listrik, air bersih, internet |
| Pemberdayaan Perempuan | Ibu rumah tangga jadi pengrajin, pedagang, pemandu |
Sebenarnya, desa wisata adalah bentuk ekonomi berbagi yang adil.
Tidak hanya itu, uang yang kamu keluarkan langsung menyentuh warga.
Karena itu, ini bukan konsumsi โ tapi kolaborasi.
Cara Berlibur yang Bijak: Liburan Bukan Konsumsi, Tapi Kolaborasi
| PRINSIP | CARA MENERAPKAN |
|---|---|
| Hormati Budaya Lokal | Tanya izin sebelum foto, ikuti aturan adat |
| Beli Produk Langsung dari Warga | Jangan dari toko besar, beli langsung dari petani/pengrajin |
| Bawa Pulang Sampahmu | Jangan buang sembarangan, terutama plastik |
| Gunakan Jasa Warga | Pilih pemandu, penginapan, dan transportasi lokal |
| Ajak Teman & Sebarkan Secara Bijak | Hindari viral yang membanjiri desa |
Sebenarnya, wisatawan yang bijak adalah tamu yang dihargai.
Tidak hanya itu, mereka jadi duta desa wisata.
Karena itu, jadilah wisatawan yang menghargai, bukan yang merusak.

Penutup: Liburan ke Desa Bukan Pelarian โ Tapi Bentuk Kepedulian yang Menyenangkan
Desa wisata terbaik 2025 tempat liburan yang juga bantu ekonomi lokal bukan sekadar daftar destinasi โ tapi pengakuan bahwa liburan bisa jadi alat pemerataan, pemberdayaan, dan penyembuhan bagi dua pihak: wisatawan yang lelah, dan desa yang butuh harapan.
Kamu tidak perlu jadi dermawan untuk berkontribusi.
Cukup pilih desa wisata, inap di rumah warga, beli produk lokal, dan sebarkan kisah mereka.
Karena pada akhirnya,
setiap rupiah yang kamu keluarkan di desa wisata adalah bentuk dukungan langsung terhadap petani, pengrajin, dan ibu-ibu yang bekerja keras dari dapur mereka.
Akhirnya, dengan satu keputusan:
๐ Pilih desa wisata, bukan resort mewah
๐ Beli langsung dari warga
๐ Ajak keluarga merasakan kehidupan desa
Kamu bisa menjadi bagian dari revolusi pariwisata yang tidak hanya menyenangkan โ tapi juga adil dan berkelanjutan.
Jadi,
jangan anggap desa wisata hanya tempat liburan.
Jadikan sebagai jembatan untuk menyatukan Indonesia.
Dan jangan lupa: di balik setiap senyum warga desa, ada harapan bahwa masa depan mereka bisa lebih baik โ dan kamu adalah bagian dari itu.
Karena pariwisata bukan milik segelintir โ tapi hak semua anak bangsa.
Sebenarnya, alam tidak butuh kita.
Tentu saja, kita yang butuh alam untuk bertahan hidup.
Dengan demikian, menjaganya adalah bentuk rasa syukur tertinggi.
Padahal, satu generasi yang peduli bisa mengubah masa depan.
Akhirnya, setiap tindakan pelestarian adalah investasi di masa depan.
Karena itu, mulailah dari dirimu โ dari satu keputusan bijak.