Literasi Keuangan di Indonesia: Masih Rendah, Tapi Mulai Meningkat

Literasi keuangan di indonesia masih rendah tapi mulai meningkat adalah realita yang kompleks: di satu sisi, mayoritas masyarakat belum paham dasar-dasar pengelolaan uang, investasi, atau proteksi; di sisi lain, gelombang kesadaran baru sedang tumbuh pesat di kalangan anak muda, ibu rumah tangga, dan pekerja gig. Dulu, banyak yang mengira “literasi keuangan” hanya untuk orang kaya, investor, atau lulusan ekonomi. Kini, semakin banyak orang menyadari bahwa memahami uang bukan kemewahan — tapi kebutuhan dasar untuk bertahan hidup, merdeka secara finansial, dan melindungi keluarga dari krisis. Banyak yang mulai menabung, belajar investasi lewat aplikasi, atau membeli asuransi — bukan karena gaji besar, tapi karena takut terjebak utang, di-PHK, atau sakit tanpa dana darurat.

Faktanya, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Katadata, dan survei 2025, indeks literasi keuangan Indonesia hanya 49,7%, artinya hampir separuh masyarakat belum paham konsep dasar seperti inflasi, diversifikasi, atau risiko pinjaman online. Namun, ada kabar baik: dalam 5 tahun terakhir, angka ini naik 12 poin dari 37,7% (2020), dan generasi muda (18–35 tahun) jadi kelompok dengan pertumbuhan tertinggi. Banyak dari mereka belajar lewat TikTok, podcast, atau aplikasi investasi seperti Bibit, Ajaib, dan Pluang. Yang lebih menarik: ibu rumah tangga dan pedagang pasar kini mulai menggunakan dompet digital dan tabungan emas digital untuk mengatur keuangan keluarga.

Artikel ini akan membahas:

Apa itu literasi keuangan dan mengapa penting
Data terkini tingkat literasi di Indonesia
Penyebab rendahnya pemahaman finansial
Tanda-tanda literasi mulai meningkat
5 cara praktis untuk pemula
Peran pemerintah, sekolah, dan media sosial
Panduan bagi masyarakat awam

Semua dibuat dengan gaya obrolan hangat, seolah kamu sedang ngobrol dengan teman yang dulu boros, kini punya dana darurat dan investasi rutin. Karena literasi keuangan bukan soal jadi kaya — tapi soal tidak jatuh miskin.

Apa Itu Literasi Keuangan dan Mengapa Penting?

Literasi keuangan adalah kemampuan seseorang untuk memahami, mengelola, dan membuat keputusan keuangan secara bijak, termasuk:

Menabung & mengatur anggaran
Memahami produk keuangan (tabungan, deposito, saham, reksa dana)
Mengelola utang & kredit
Memilih asuransi yang tepat
Merencanakan pensiun & dana darurat

Kenapa Penting?

Mencegah utang tak terkendali → terutama dari pinjol ilegal
Melindungi dari penipuan investasi → seperti “return 20% per bulan”
Membangun kemandirian finansial → tidak tergantung orang tua atau gaji bulanan
Mempersiapkan masa depan → dana pendidikan anak, rumah, pensiun
Meningkatkan kualitas hidup → kurangi stres terkait uang

Sebenarnya, literasi keuangan adalah skill hidup — bukan pelajaran sekolah yang bisa dilupakan.
Tidak hanya itu, orang yang paham uang lebih tenang dan percaya diri.
Karena itu, ini bukan kemewahan — tapi kebutuhan dasar.

Data Terkini: Seberapa Rendah Literasi Keuangan di Indonesia?

INDIKATOR	DATA 2025
Indeks Literasi Keuangan Nasional	49,7% (naik dari 37,7% di 2020)
Indeks Inklusi Keuangan	85,1% (akses ke layanan keuangan)
Yang Paham Inflasi	38%
Yang Paham Diversifikasi Investasi	32%
Yang Pernah Investasi (Saham/Reksa Dana)	18% dari populasi dewasa
Korban Pinjol Ilegal	12 juta+ (Kominfo & OJK)

Sumber: OJK, Katadata, BPS, Kominfo 2025

Sebenarnya, inklusi tinggi (akses ke bank & fintech) tidak sebanding dengan literasi.
Tidak hanya itu, banyak yang punya rekening, tapi tidak tahu cara mengelolanya.
Karena itu, akses bukan jaminan pemahaman.

Penyebab Rendahnya Literasi Keuangan di Masyarakat

PENYEBAB	PENJELASAN
Pendidikan Finansial Tidak Diajarkan di Sekolah	Tidak ada kurikulum wajib tentang uang
Minim Akses ke Sumber Informasi Terpercaya	Banyak konten keuangan di media sosial bersifat sensasional
Stigma dan Tabu Soal Uang	“Nanti sombong”, “Uang itu kotor”, dll
Dominasi Konten Hiburan di Media Sosial	Lebih banyak konten “cuan cepat” daripada edukasi jangka panjang
Produk Keuangan yang Terlalu Kompleks	Banyak istilah teknis yang membingungkan
Pengaruh Budaya Konsumsi	Tekanan sosial untuk beli gadget, mobil, gaya hidup instagenic

Sebenarnya, banyak orang ingin belajar — tapi tidak tahu mulai dari mana.
Tidak hanya itu, ketakutan salah langkah membuat mereka tidak bertindak.
Karena itu, butuh edukasi yang sederhana, jujur, dan mudah dimengerti.

Tanda-Tanda Literasi Keuangan Mulai Meningkat (2025)

TANDA	PENJELASAN
Anak Muda Mulai Investasi Sejak Usia 20-an	Pakai aplikasi seperti Ajaib, Bibit, Pluang
Ibu Rumah Tangga Gunakan Dompet Digital & Tabungan Emas	Untuk atur keuangan rumah tangga
Banyak Konten Edukasi Keuangan di TikTok & YouTube	Channel seperti @Finansialku, @Cuan di Rumah, @Investasi Gue
Sekolah & Kampus Mulai Ajarkan Literasi Keuangan	Program OJK di sekolah, seminar kampus
Pemerintah & Swasta Gencar Kampanye Literasi	OJK, BCA, GoTo, Tokopedia — edukasi gratis
Naiknya Permintaan Asuransi & Dana Pensiun	Masyarakat mulai pikir jangka panjang

Sebenarnya, gelombang kesadaran sudah tiba — dan dipimpin oleh generasi muda.
Tidak hanya itu, mereka belajar dari kesalahan generasi sebelumnya.
Karena itu, harapan untuk masa depan finansial Indonesia makin kuat.

5 Cara Meningkatkan Literasi Keuangan untuk Pemula

1. Mulai dari yang Sederhana: Atur Anggaran Harian

Gunakan aplikasi: Money Manager, Excel, atau buku catatan
Pisahkan: kebutuhan, keinginan, tabungan, dan sedekah

Sebenarnya, mengatur uang bukan soal punya banyak — tapi soal disiplin.
Tidak hanya itu, catat semua pengeluaran, meski Rp 5.000.
Karena itu, mulai dari hal kecil.

2. Bangun Dana Darurat Minimal 3–6 Bulan

Simpan di rekening terpisah, tidak untuk belanja
Bisa mulai dari Rp 50 ribu/bulan

Sebenarnya, dana darurat adalah pelindung utama dari utang.
Tidak hanya itu, dia bikin kamu tenang saat ada kejadian tak terduga.
Karena itu, jangan ditunda.

3. Belajar Investasi dari Sumber Terpercaya

Baca buku: Investing 101, The Psychology of Money
Ikuti channel edukasi: Finansialku, OJK, KoinWorks
Hindari yang janji “cuan cepat”

Sebenarnya, investasi bukan judi — tapi penanaman modal untuk masa depan.
Tidak hanya itu, belajar dulu sebelum mulai.
Karena itu, jangan tergoda iming-iming.

4. Gunakan Aplikasi Keuangan untuk Otomasi

Aplikasi: Bibit (reksa dana), Ajaib (saham), LinkAja (dompet digital)
Aktifkan auto-invest & auto-tabung

Sebenarnya, teknologi membantu orang yang tidak punya waktu atau pengetahuan mendalam.
Tidak hanya itu, otomasi bikin konsisten.
Karena itu, manfaatkan kemajuan digital.

5. Diskusi dengan Komunitas atau Keluarga

Buat grup WhatsApp: “Tabungan Bareng Keluarga”
Ikut komunitas: Investor Pemula, Ibu Cerdas Finansial

Sebenarnya, belajar bersama bikin lebih semangat dan bertanggung jawab.
Tidak hanya itu, kamu bisa saling mengingatkan saat ingin boros.
Karena itu, jangan belajar sendiri.

Peran Pemerintah, Sekolah, dan Media Sosial dalam Edukasi Finansial

PIHAK	PERAN
OJK	Kampanye nasional, edukasi, awasi pinjol ilegal
Kemendikbudristek	Masukkan literasi keuangan ke kurikulum sekolah
Media Sosial (TikTok, YouTube)	Platform edukasi massal, tapi butuh moderasi konten
Bank & Fintech	Sediakan konten edukasi, webinar, simulasi investasi
Komunitas & NGO	Pelatihan gratis di desa, pasar, dan kampus

Sebenarnya, literasi keuangan butuh pendekatan holistik.
Tidak hanya itu, edukasi harus dimulai sejak dini.
Karena itu, semua pihak harus terlibat.

Penutup: Literasi Keuangan Bukan untuk Orang Kaya — Tapi untuk Semua

Literasi keuangan di indonesia masih rendah tapi mulai meningkat bukan sekadar data — tapi pengingat bahwa perubahan dimulai dari satu keputusan kecil: belajar, mencatat, menabung, dan tidak takut salah.

Kamu tidak perlu jadi ahli ekonomi untuk berkontribusi.
Cukup ajak anak belajar uang, sebarkan artikel ini, atau mulai nabung Rp 10 ribu/hari.

Karena pada akhirnya,
setiap rupiah yang ditabung, setiap aplikasi investasi yang diunduh, adalah langkah menuju kemerdekaan finansial — bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk keluarga dan generasi berikutnya.

Akhirnya, dengan satu keputusan:
👉 Belajar dasar keuangan dari sumber terpercaya
👉 Mulai tabungan & investasi, sekecil apa pun
👉 Ajak orang terdekat belajar bersama

Kamu bisa menjadi bagian dari revolusi finansial yang tenang, bijak, dan berkelanjutan.

Jadi,
jangan anggap literasi keuangan terlalu berat.
Mulai dari yang kamu bisa.
Dan jangan lupa: di balik setiap “Aku mulai nabung hari ini”, ada harapan bahwa hidup bisa lebih tenang dan bebas dari utang.

Karena uang bukan tujuan — tapi alat untuk hidup yang lebih damai.

Sebenarnya, alam tidak butuh kita.
Tentu saja, kita yang butuh alam untuk bertahan hidup.
Dengan demikian, menjaganya adalah bentuk rasa syukur tertinggi.

Padahal, satu generasi yang peduli bisa mengubah masa depan.
Akhirnya, setiap tindakan pelestarian adalah investasi di masa depan.
Karena itu, mulailah dari dirimu — dari satu keputusan bijak.