Pengaruh Inflasi
Pengaruh inflasi terhadap harga pokok usaha di sektor kuliner menjadi isu krusial bagi jutaan pelaku UMKM kuliner di Indonesia, terutama di tengah kenaikan harga bahan baku, energi, dan logistik. Inflasi yang terus melambat namun masih berada di level 5,2% (BPS 2025), membuat harga bahan pokok seperti minyak goreng, telur, daging, dan bumbu dapur melonjak drastis, sehingga Harga Pokok Produksi (HPP) meningkat tajam. Banyak pelaku usaha terpaksa menaikkan harga jual atau mengurangi porsi, bahkan ada yang terpaksa tutup karena margin kian tipis.
Faktanya, menurut Kementerian Koperasi dan UKM serta survei Katadata 2025, lebih dari 68% pelaku UMKM kuliner mengalami kenaikan HPP 20โ40% dalam 2 tahun terakhir, sementara daya beli konsumen menurun akibat tekanan ekonomi. Akibatnya, banyak usaha kuliner berada di ambang batas keberlangsungan, terutama yang tidak memiliki manajemen keuangan yang baik.
Artikel ini akan membahas:
- Kenapa inflasi langsung memengaruhi HPP kuliner
- Data kenaikan harga bahan pokok
- Cara menghitung HPP di tengah inflasi
- 5 strategi bertahan untuk UMKM
- Dampak pada harga jual dan konsumen
- Program bantuan pemerintah
- Panduan praktis untuk pemula
Semua dibuat untuk membantu pelaku UMKM kuliner bertahan, beradaptasi, dan tetap menguntungkan di tengah tekanan ekonomi.

Kenapa Inflasi Berdampak Langsung pada Harga Pokok Usaha (HPP) di Kuliner?
Beberapa alasan utama:
- HPP kuliner sangat bergantung pada bahan baku โ 60โ70% biaya produksi
- Kenaikan harga bahan pokok langsung naikkan HPP โ minyak, telur, gula, tepung
- Biaya logistik & energi juga naik โ pengiriman, listrik, gas
- UMKM kuliner minim cadangan modal โ sulit menyerap kenaikan harga
- Konsumen sensitif terhadap harga โ tidak bisa langsung naikkan harga jual
Sebenarnya, inflasi bukan hanya soal angka โ tapi soal kelangsungan usaha.
Tentu saja, kenaikan harga bahan baku langsung memangkas margin keuntungan.
Karena itu, manajemen HPP yang baik menjadi kunci utama bertahan.
Terlebih lagi, banyak UMKM tidak mencatat HPP secara rinci.
Akhirnya, mereka tidak tahu kapan usaha mulai rugi.
Dengan demikian, edukasi keuangan sangat penting.
Data Terbaru: Kenaikan Harga Bahan Pokok yang Mempengaruhi HPP
| BAHAN BAKU | HARGA 2023 (RATA-RATA) | HARGA (2025) | KENAIKAN |
|---|---|---|---|
| Minyak Goreng (1 liter) | Rp 18.000 | Rp 25.000 | +39% |
| Telur Ayam (kg) | Rp 26.000 | Rp 34.000 | +31% |
| Daging Ayam (kg) | Rp 35.000 | Rp 44.000 | +26% |
| Gula Pasir (kg) | Rp 15.000 | Rp 19.000 | +27% |
| Tepung Terigu (kg) | Rp 12.000 | Rp 16.000 | +33% |
| Gas Elpiji 3 kg (per tabung) | Rp 18.000 | Rp 23.000 | +28% |
| Bumbu Dapur (bawang, cabai, kunyit) | Rp 50.000/kg campur | Rp 75.000/kg campur | +50% |
Sebenarnya, kenaikan harga bahan baku ini langsung berdampak pada HPP makanan.
Tidak hanya itu, kenaikan logistik (ongkir bahan) juga menambah beban.
Karena itu, UMKM harus segera menyesuaikan strategi.
Cara Menghitung Harga Pokok Usaha (HPP) di Tengah Inflasi
Rumus HPP:
1 HPP = (Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead) รท Jumlah Produksi
Contoh:
- Bahan baku: Rp 80.000 (untuk 100 porsi nasi goreng)
- Tenaga kerja: Rp 50.000 (1 hari)
- Overhead (listrik, gas, air): Rp 20.000
- Total produksi: 100 porsi
HPP per porsi = (80.000 + 50.000 + 20.000) รท 100 = Rp 1.500
Sebenarnya, HPP harus dihitung ulang setiap 1โ3 bulan saat inflasi tinggi.
Tentu saja, harga bahan baku bisa berubah cepat.
Karena itu, pencatatan harian sangat penting.
Terlebih lagi, HPP membantu menentukan harga jual yang menguntungkan.
Akhirnya, pelaku usaha bisa tahu kapan harus menaikkan harga atau efisiensi biaya.
Dengan demikian, HPP adalah alat manajemen yang wajib dimiliki.
5 Strategi UMKM Kuliner Bertahan Saat Inflasi Tinggi
1. Hitung Ulang HPP Secara Berkala
- Update harga bahan baku setiap bulan
- Gunakan aplikasi pencatatan (Google Sheets, Excel, atau aplikasi UMKM)
Sebenarnya, tanpa HPP yang akurat, usaha bisa rugi tanpa sadar.
Tidak hanya itu, ini dasar untuk penetapan harga jual.
Karena itu, hitung HPP adalah langkah pertama bertahan.
2. Efisiensi Penggunaan Bahan Baku
- Gunakan bahan habis pakai secara maksimal (kulit ayam untuk kaldu)
- Kurangi pemborosan dengan ukuran porsi yang konsisten
- Beli grosir dari petani atau koperasi lokal
Sebenarnya, efisiensi bisa turunkan HPP hingga 15%.
Tentu saja, bahan yang tidak terbuang = uang yang tersimpan.
Karena itu, hemat bahan = hemat biaya.
3. Diversifikasi Menu dengan Bahan Lokal & Musiman
- Gunakan bahan lokal yang lebih murah dan segar
- Buat menu musiman sesuai ketersediaan bahan
Sebenarnya, bahan lokal sering lebih murah dan stabil harganya.
Tidak hanya itu, konsumen menyukai menu yang “authentic”.
Karena itu, ini win-win solution.
4. Naikkan Harga Secara Bertahap & Transparan
- Naikkan 5โ10% per bulan, bukan sekaligus
- Jelaskan ke pelanggan bahwa kenaikan karena harga bahan
Sebenarnya, konsumen lebih menerima kenaikan kecil yang transparan.
Tentu saja, komunikasi yang baik menjaga loyalitas.
Karena itu, jangan takut naikkan harga โ asal masuk akal.
5. Manfaatkan Digital & Marketplace
- Jualan di GoFood, ShopeeFood, Tokopedia
- Gunakan media sosial untuk promosi hemat biaya
Sebenarnya, jualan online bisa tingkatkan omzet tanpa tambah biaya besar.
Tidak hanya itu, akses pasar jadi lebih luas.
Karena itu, digitalisasi adalah solusi wajib.
Dampak Inflasi terhadap Harga Jual dan Daya Beli Konsumen

| DAMPAK | PENJELASAN |
|---|---|
| Harga jual makanan naik 15โ30% | Akibat kenaikan HPP |
| Konsumen beralih ke produk lebih murah | Mencari alternatif yang lebih terjangkau |
| Porsi makanan dikurangi | Strategi UMKM untuk jaga harga |
| Pertumbuhan usaha kuliner melambat | Banyak yang fokus bertahan, bukan ekspansi |
| Inovasi menu berbasis harga | Muncul menu “ekonomis” atau “hemat” |
Sebenarnya, inflasi menciptakan tekanan dua arah: UMKM vs konsumen.
Tidak hanya itu, pelaku usaha harus seimbangkan antara keuntungan dan keterjangkauan.
Karena itu, kreativitas dan komunikasi sangat penting.
Bantuan dan Program Pemerintah untuk UMKM Kuliner di Masa Inflasi

| PROGRAM | KETERANGAN |
|---|---|
| KUR (Kredit Usaha Rakyat) | Bunga rendah (3โ6%), plafon hingga Rp 500 juta |
| Subsidi Listrik & Gas untuk UMKM | Diskon khusus dari PLN dan Pertamina |
| Pelatihan Manajemen Keuangan UMKM | Dari Kemenkop UKM dan Dinas Koperasi |
| Program Pasar Murah & Stabilisasi Harga | Bahan baku lebih murah untuk pelaku usaha |
| Digitalisasi UMKM | Bantuan akses marketplace, pelatihan digital |
Sebenarnya, pemerintah menyediakan banyak bantuan, tapi minim sosialisasi.
Tentu saja, banyak UMKM tidak tahu cara mengaksesnya.
Karena itu, edukasi dan kolaborasi komunitas sangat penting.
Penutup: Bertahan di Tengah Krisis dengan Manajemen HPP yang Cerdas
Pengaruh inflasi terhadap harga pokok usaha di sektor kuliner bukan sekadar isu ekonomi โ tapi tantangan nyata yang membutuhkan strategi cerdas dan adaptasi cepat.
Kamu tidak perlu menyerah hanya karena harga bahan naik.
Cukup hitung HPP, efisienkan bahan, diversifikasi menu, dan manfaatkan digital.
Karena pada akhirnya,
UMKM yang bertahan bukan yang paling besar โ tapi yang paling gesit dan terorganisir.
Akhirnya, dengan satu keputusan:
๐ Hitung ulang HPP minggu ini
๐ Efisienkan penggunaan minyak goreng
๐ Daftar ke marketplace
Kamu bisa membuat usaha kuliner tetap menguntungkan, bahkan di tengah inflasi.
Jadi,
jangan hanya reaksi.
Buat strategi.
Dan jadilah UMKM yang tangguh.
Karena setiap rupiah yang kamu hemat hari ini adalah modal untuk masa depan usaha.
Sebenarnya, alam tidak butuh kita.
Tentu saja, kita yang butuh alam untuk bertahan hidup.
Dengan demikian, menjaganya adalah bentuk rasa syukur tertinggi.
Padahal, satu generasi yang peduli bisa mengubah masa depan.
Akhirnya, setiap tindakan pelestarian adalah investasi di masa depan.
Karena itu, mulailah dari dirimu โ dari satu keputusan bijak.